Cryptojacking, Apakah Itu ?

Cryptojacking

Cryptojacking adalah penggunaan dari sebuah mesin komputer untuk “menambang” cryptocurrency tanpa seijin dari pemilik mesin komputer tersebut. Mesin komputer tersebut menjadi lambat ketika terkena cryptojacking dikarenakan intensitas dari operasi penambangan cryptocurrency yang sudah ditanam pada komputer tersebut.

Script dari cryptojacking tersebut biasanya dimasukkan ke dalam kode website melalui BrowseALoud, yaitu sebuah plugin terkenal yang membantu orang-orang dengan penglihatan yang kurang bagus untuk dapat mengakses website.

Seperti dikutip oleh Guardian.co.uk, tak kurang dari lima ribu website sudah dibanjiri oleh malware tersebut.

Telah diketahui bersama, saat ini cryptocurrency semakin meroket popularitasnya semenjak beberapa tahun lalu hingga sekarang, membuat banyak orang ingin mendapatkan secerca koin dari salah satu mata uang kripto.

Baca Juga : Tips Mencegah Cryptojacking di Komputer Anda

Bagaimana Cryptojacking Bekerja ?

Cryptojacking

Pada awal-awal kemunculan mata uang kripto, cryptojacking bekerja dengan menggunakan malware atau aplikasi berbahaya yang terinstall di komputer korban.

Namun, sekarang hal ini dapat dilakukan cukup dengan menggunakan sedikit kode Javascript yang ter-embed di sebuah situs, pengguna bisa terkena eksploitasi tanpa harus mengunduh atau mengklik apapun.

Sebagai gantinya, korban hanya perlu melakukan browsing di situs tersebut, jadi selama anda tidak menutup browser atau masih ada tab yang merujuk ke situs tersebut, maka resource anda akan tetap dikuras.

Ketika PC telah diambil resource-nya, secara otomatis komputer akan masuk ke dalam pool yang lebih besar untuk menambang mata uang kripto bersama dengan komputer lain yang dibajak. Meskipun jumlahnya sedikit, tapi fokusnya ini adalah jumlah, bayangkan 1 juta komputer terhubung dalam satu pool masing masing dengan resourcenya. Si hacker dapat resource gretongan.

Hal utama yang terasa oleh korban adalah penggunaan cycle CPU dan cycle GPU yang terus-menerus dan mendekati 100% atau bahkan penuh di 100%. Korban paling parah merupakan pengguna smartphone dimana baterainya “dihisap” secara paksa dan cepat oleh teknik ilegal ini. Hacker juga biasanya menyusupkan script jahat tersebut ke dalam iklan di setiap website yang mempunyai trafic yang tinggi.