Universitas Kyoto Perkenalkan Satelit Kayu Bernama LignoSat
Universitas Kyoto Perkenalkan Satelit Kayu Bernama LignoSat. Dunia sains dan teknologi selalu berkembang dengan inovasi-inovasi yang tidak hanya canggih tetapi juga ramah lingkungan. Salah satu terobosan terbaru yang menarik perhatian adalah pengembangan satelit kayu oleh Kyoto University. Proyek ini merupakan kolaborasi antara universitas tersebut dengan perusahaan Sumitomo Forestry, dan telah menarik perhatian global karena pendekatannya yang unik dalam mengurangi polusi luar angkasa.
Satelit kayu, yang diberi nama LignoSat, ini dirancang untuk terbakar habis saat memasuki kembali atmosfer Bumi, sehingga tidak meninggalkan residu berbahaya seperti satelit logam. Ini adalah langkah besar dalam mengatasi masalah puing-puing luar angkasa yang semakin meningkat. Menurut Takao Doi, astronot dan profesor di Kyoto University, penggunaan bahan yang tidak terbuat dari logam dalam pembuatan satelit harus menjadi norma baru dalam industri antariksa.
Keunggulan Satelit Kayu
Satelit kayu memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan satelit tradisional. Pertama, kayu transparan terhadap berbagai panjang gelombang, yang memungkinkan antena ditempatkan di dalam rangka kayu. Ini menghilangkan kebutuhan akan antena eksternal yang sering kali rumit dan rentan gagal saat peluncuran. Kedua, kayu merupakan sumber daya yang berkelanjutan dan lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan logam yang biasa digunakan.
Proses Pembuatan dan Pengujian
LignoSat telah melalui proses pembuatan dan pengujian selama empat tahun. Satelit ini memiliki ukuran 10 cm ke segala arah dan terbuat dari kayu magnolia yang telah terbukti memiliki ketahanan yang baik dalam kondisi luar angkasa. Satelit ini akan dikirim ke luar angkasa dengan roket SpaceX dari Kennedy Space Center pada bulan September 2024 menuju Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) untuk pemeriksaan kekuatan dan ketahanan lebih lanjut.
Dampak Lingkungan dan Masa Depan
Penggunaan satelit kayu dapat memiliki dampak yang signifikan terhadap lingkungan. Dengan terbakarnya satelit ini saat kembali ke Bumi, kita dapat mengurangi jumlah puing-puing luar angkasa yang berpotensi berbahaya. Ini juga membuka jalan bagi penggunaan bahan-bahan lain yang berkelanjutan dan ramah lingkungan dalam pembuatan satelit di masa depan.
Kesimpulan
Inovasi satelit kayu dari Kyoto University dan Sumitomo Forestry ini menunjukkan bahwa kita dapat menciptakan teknologi yang tidak hanya canggih tetapi juga bertanggung jawab terhadap lingkungan. LignoSat bukan hanya sebuah proyek ilmiah, tetapi juga simbol dari upaya kita untuk menjaga keberlanjutan planet ini. Dengan terus mendorong batas-batas inovasi, kita dapat menemukan solusi untuk tantangan global yang kita hadapi saat ini dan di masa yang akan datang.