Mikroplastik Ditemukan di Kamp Penelitian Antartika
Mikroplastik Ditemukan di Kamp Penelitian Antartika. Antartika, benua yang selama ini dianggap sebagai salah satu wilayah paling murni di dunia, ternyata tidak luput dari ancaman polusi mikroplastik. Para ilmuwan baru-baru ini menemukan partikel plastik berukuran mikroskopis dalam salju di sekitar beberapa kamp penelitian yang terletak di area terpencil benua ini. Temuan ini semakin menegaskan bahwa dampak polusi plastik telah menjangkau bahkan ke daerah paling ekstrem di planet kita.
Penemuan Mengejutkan di Salju Antartika
Studi yang dipublikasikan pada 6 Februari 2025 di jurnal Science of the Total Environment ini dilakukan di beberapa lokasi penelitian, termasuk Union Glacier, Schanz Glacier di dekat Pegunungan Ellsworth, serta Stasiun Kutub Selatan yang dikelola oleh Program Antartika AS. Ini adalah pertama kalinya para ilmuwan menggunakan teknik canggih untuk mendeteksi mikroplastik sekecil 11 mikrometer—seukuran sel darah merah—di dalam salju Antartika.
Hasil penelitian ini cukup mengejutkan. Para peneliti menemukan mikroplastik dengan jumlah yang bervariasi, mulai dari 73 hingga 3.099 partikel per liter salju. Yang lebih mengejutkan lagi, sekitar 95% dari partikel yang ditemukan berukuran lebih kecil dari 50 mikrometer, yang berarti bahwa penelitian sebelumnya kemungkinan besar telah meremehkan tingkat polusi plastik di Antartika karena keterbatasan teknologi deteksi yang digunakan.
Bagaimana Mikroplastik Bisa Sampai ke Antartika?
Mikroplastik di Antartika dapat berasal dari dua sumber utama: polusi yang ditransportasikan dari tempat lain melalui angin dan salju, serta sumber lokal yang dihasilkan oleh aktivitas manusia di kamp penelitian itu sendiri.
Dr. Clara Manno, ahli ekologi laut dari British Antarctic Survey (BAS), menjelaskan bahwa poliamida—jenis plastik yang banyak ditemukan dalam penelitian ini—kemungkinan berasal dari pakaian luar ruangan para peneliti, serta tali dan bendera yang digunakan untuk menandai jalur di sekitar kamp. “Kami melihat bahwa poliamida ini ditemukan di area sekitar kamp lapangan, tetapi tidak di lokasi yang lebih terpencil. Ini menunjukkan adanya sumber polusi plastik yang berasal dari aktivitas manusia di lokasi penelitian,” ujarnya.
Selain itu, jenis mikroplastik lain yang ditemukan dalam penelitian ini termasuk polietilena tereftalat (PET) yang biasa digunakan dalam botol plastik dan kemasan makanan, polietilena yang sering digunakan dalam kantong plastik, serta partikel karet sintetis. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengetahui seberapa banyak polusi ini berasal dari sumber lokal dan seberapa banyak yang dibawa oleh angin dari wilayah lain.
Dampak Mikroplastik terhadap Lingkungan Antartika
Mikroplastik bukan hanya sekadar serpihan kecil plastik yang terbang tanpa arah. Keberadaannya di Antartika bisa memiliki dampak ekologis yang serius. Salah satu dampak yang sedang dipelajari adalah bagaimana mikroplastik dapat mengubah sifat fisik salju, termasuk albedo atau kemampuannya dalam memantulkan sinar matahari. Jika albedo berkurang, maka es dan salju bisa mencair lebih cepat, yang pada akhirnya dapat mempercepat dampak perubahan iklim.
Selain itu, penelitian sebelumnya telah menemukan mikroplastik dalam sistem pencernaan berbagai spesies di Antartika, termasuk penguin, anjing laut, dan ikan. Bahkan, sebuah studi yang dilakukan oleh BAS baru-baru ini mengungkapkan bahwa mikroplastik telah masuk ke seluruh rantai makanan laut di wilayah ini. Hal ini mengindikasikan bahwa polusi plastik dapat memengaruhi ekosistem secara lebih luas, mulai dari organisme mikroskopis hingga predator puncak seperti paus.
Upaya Mengurangi Polusi Plastik di Antartika
Penemuan ini kembali mengingatkan kita bahwa tidak ada tempat yang benar-benar bebas dari dampak aktivitas manusia. Antartika, meskipun jauh dan sulit dijangkau, tetap terkena imbas dari polusi plastik yang dihasilkan di seluruh dunia. Oleh karena itu, langkah-langkah untuk mengurangi polusi plastik di wilayah ini menjadi semakin penting.
Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah ini antara lain:
• Meningkatkan regulasi terhadap penggunaan plastik di kamp penelitian dan memastikan bahwa peralatan yang digunakan lebih tahan lama serta tidak mudah hancur menjadi serpihan mikroplastik.
• Mengembangkan metode pembersihan mikroplastik di lingkungan Antartika, termasuk teknologi filtrasi yang dapat mengurangi polusi plastik di salju dan air.
• Meningkatkan kesadaran di kalangan ilmuwan dan pekerja di Antartika tentang dampak mikroplastik serta mendorong penggunaan bahan yang lebih ramah lingkungan.
• Meneliti sumber polusi lebih lanjut agar dapat memahami bagaimana mikroplastik masuk ke Antartika dan bagaimana cara terbaik untuk mencegahnya.
Kesimpulan
Temuan mikroplastik di kamp penelitian Antartika menjadi peringatan bahwa polusi plastik telah menyebar ke seluruh penjuru Bumi, bahkan ke wilayah yang paling terpencil sekalipun. Dengan semakin berkembangnya teknologi, para ilmuwan kini dapat mendeteksi partikel plastik yang jauh lebih kecil dari sebelumnya, yang berarti bahwa tingkat polusi mikroplastik di lingkungan ini mungkin jauh lebih tinggi dari yang kita duga.
Meskipun Antartika adalah tempat yang dihuni oleh sedikit manusia, dampak aktivitas kita tetap terasa di sana. Untuk menjaga kelestarian wilayah ini dan ekosistemnya, penting bagi kita untuk terus meneliti, meningkatkan regulasi, dan mengambil tindakan nyata dalam mengurangi polusi plastik, tidak hanya di Antartika tetapi juga di seluruh dunia.