Cara Membatasi Bandwidth dengan Simple Queue di MikroTik
Cara Membatasi Bandwidth dengan Simple Queue di MikroTik. Bayangkan jaringan Wi-Fi di rumah atau kantor Anda tiba-tiba lemot karena satu orang saja yang streaming video 4K atau download file besar. Frustasi, kan? Nah, di sini lah peran Simple Queue di MikroTik beraksi! Simple Queue adalah fitur sederhana tapi powerful untuk membatasi bandwidth, memastikan distribusi internet yang adil dan stabil. Artikel ini akan memandu Anda langkah demi langkah cara mengatur Simple Queue di MikroTik menggunakan Winbox, lengkap dengan contoh, praktik terbaik, dan troubleshooting. Cocok untuk pemula yang ingin mengoptimalkan jaringan. Yuk, mulai atur bandwidthmu sekarang agar jaringan tetap lancar!
Apa Itu Simple Queue di MikroTik?
Simple Queue adalah salah satu fitur manajemen bandwidth di MikroTik RouterOS yang memungkinkan Anda membatasi kecepatan internet berdasarkan IP address, range IP, interface, atau MAC address. Fitur ini berbasis Hierarchical Token Bucket (HTB), yang mendukung pengaturan limit maksimum (Max Limit), prioritas, dan burst untuk kecepatan ekstra sementara.
Berbeda dengan Queue Tree yang lebih kompleks untuk jaringan besar, Simple Queue cocok untuk jaringan kecil hingga menengah seperti rumah, kafe, atau kantor kecil. Dengan Simple Queue, Anda bisa:
- Membagi bandwidth secara adil per pengguna.
- Mencegah overusage oleh satu perangkat.
- Mengatur prioritas untuk aplikasi penting.
Menurut dokumentasi resmi MikroTik, Simple Queue mudah dikonfigurasi dan efektif untuk kontrol traffic sederhana.
Mengapa Membatasi Bandwidth Penting?
Di era digital, bandwidth terbatas sering menjadi masalah. Tanpa limit, satu pengguna bisa “menguras” seluruh kecepatan, menyebabkan lag bagi yang lain. Manfaat membatasi bandwidth dengan Simple Queue:
- Stabilitas Jaringan: Pastikan semua perangkat mendapat akses yang adil.
- Keamanan: Cegah serangan DDoS atau penggunaan berlebih.
- Efisiensi Biaya: Optimalkan paket internet dari ISP tanpa upgrade mahal.
- Kontrol Pengguna: Ideal untuk hotspot atau jaringan bersama.
Di Indonesia, banyak pengelola jaringan menggunakan Simple Queue untuk memberikan layanan Wi-Fi berbayar atau terbatas di kafe dan sekolah.

Prasyarat
Sebelum mulai, siapkan:
Item | Deskripsi |
---|---|
Perangkat MikroTik | RouterBOARD seperti hAP lite dengan RouterOS terinstal. |
Winbox | Unduh dari situs resmi MikroTik. |
Koneksi | Kabel Ethernet untuk konfigurasi awal. |
Pengetahuan Dasar | IP address dan firewall MikroTik. |
Akses Admin | Username “admin” dan password (ubah default untuk keamanan). |
Pastikan RouterOS versi terbaru untuk fitur lengkap.
Langkah-Langkah Konfigurasi Simple Queue
Kita akan gunakan contoh jaringan LAN 192.168.1.0/24, membatasi bandwidth untuk IP 192.168.1.5 menjadi 5 Mbps.
Langkah 1: Login ke MikroTik
- Hubungkan komputer ke MikroTik via Ethernet.
- Buka Winbox, klik tab “Neighbors”, masukkan username “admin” dan password, lalu klik “Connect”.
Langkah 2: Limit Bandwidth Berdasarkan IP Address
- Klik Queue > Simple Queues > tombol “+”.
- Isi:
- Name: user1
- Target: 192.168.1.5 (IP target)
- Max Limit: 5M/5M (5 Mbps download/upload)
- Klik Apply dan OK.
- Perintah terminal: /queue simple add name=user1 target=192.168.1.5 max-limit=5M/5M
Ulangi untuk IP lain, misalnya user2 dengan 10M/10M.
Langkah 3: Limit Berdasarkan Range IP Address
- Tambahkan rule baru:
- Name: Lobby
- Target: 192.168.10.0/24
- Max Limit: 20M/20M
- Perintah terminal: /queue simple add name=Lobby target=192.168.10.0/24 max-limit=20M/20M
Langkah 4: Limit Berdasarkan Interface
- Pilih interface di Target (misalnya ether2).
- Set Max Limit: 20M/20M untuk batasi seluruh traffic melalui interface tersebut.
Langkah 5: Menggunakan Parent-Child Hierarchy
- Buat Parent Queue:
- Name: Total
- Target: 192.168.10.0/24
- Max Limit: 20M/20M
- Parent: none
- Buat Child Queue:
- Name: Client01
- Target: 192.168.10.5
- Max Limit: 10M/10M
- Parent: Total
- Ini memastikan total bandwidth tidak melebihi parent, sambil membagi ke child.
Langkah 6: Atur Prioritas
- Di rule, set Priority (1-8, 1 lebih tinggi).
- Contoh: Client01 priority 1, Client02 priority 8.
Langkah 7: Aktifkan Burst
- Untuk kecepatan ekstra sementara:
- Burst Limit: 2M/2M
- Burst Threshold: 800k/800k
- Burst Time: 20s/20s
- Burst aktif jika penggunaan di bawah threshold.
Langkah 8: Pantau dan Uji
- Di tab Statistics dan Traffic, pantau penggunaan.
- Gunakan perangkat target untuk tes kecepatan dengan speedtest.net.
Praktik Terbaik
- Gunakan Parent-Child: Untuk distribusi adil di jaringan besar.
- Atur Prioritas: Prioritaskan traffic penting seperti VoIP.
- Kombinasikan dengan Firewall: Tandai paket dengan mangle untuk queue lebih lanjut.
- Update Firmware: Periksa di System > Packages > Check for Updates.
- Backup Konfigurasi: Simpan di Files > Backup.
- Hindari Overlimit: Set Max Limit di bawah bandwidth ISP untuk buffer.
Contoh Kasus: Jaringan Kantor Kecil
Di kantor dengan 10 karyawan, ISP memberikan 50 Mbps. Anda set Parent Queue untuk total 40 Mbps (buffer 10 Mbps). Child untuk departemen: Marketing 20 Mbps, Admin 10 Mbps, IT 10 Mbps. Ini memastikan tidak ada departemen yang mendominasi, dan prioritas diberikan ke IT untuk tugas penting.
Troubleshooting
Masalah | Solusi |
---|---|
Bandwidth tidak terbatas | Cek target IP/interface benar, dan rule aktif (hijau). |
Burst tidak bekerja | Pastikan threshold dan time sesuai. |
Jaringan lemot | Prioritas salah atau Max Limit terlalu rendah. |
Gunakan Torch tool di MikroTik untuk monitor traffic real-time.
Kesimpulan
Membatasi bandwidth dengan Simple Queue di MikroTik adalah cara mudah untuk menjaga jaringan stabil dan adil. Dengan langkah-langkah di atas, bahkan pemula bisa mengatur limit berdasarkan IP, range, atau interface, plus fitur advance seperti burst dan prioritas. Ingat, selalu update firmware dan backup konfigurasi untuk keamanan. Untuk info lebih lanjut, kunjungi dokumentasi resmi MikroTik atau tanyakan di kolom komentar!